HIV merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Gejala HIV biasanya tidak langsung muncul ketika tubuh terinfeksi, tapi membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan puluhan tahun hingga mencapai tahap AIDS.
Virus HIV dan AIDS tidak menyerang secara tiba-tiba. Tentu ada penyebab dan gejala yang ditunjukkan ketika seseorang terinfeksi virus ini.
- Sekilas tentang HIV
- Ciri-ciri HIV dan AIDS pada Wanita
- Tahap 1: Infeksi akut
- 1. Kelenjar bengkak
- 2. Sakit tenggorokan
- 3. Sariawan di mulut
- 4. Ruam kulit
- 5. Berkeringat pada malam hari
- 6. Sakit otot
- Tahap 2: Infeksi kronis
- Tahap 3: Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
- Ciri lainnya
- Seperti apa ciri-ciri HIV pada pria?
- Kesimpulan
Hingga kini, tak ada obat untuk HIV, tapi ada perawatan yang efektif untuk membantu Bunda dengan HIV hidup panjang dan sehat. Penting untuk diingat bahwa HIV dan AIDS tidak memiliki gejala spesifik yang berbeda antara pria dan wanita. Virus dan efeknya hampir sama tanpa terkecuali gender.
Sekilas tentang HIV
Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel-sel limfosit CD4. Sel CD4 merupakan sel yang melindungi tubuh dari serangan penyakit. Tak seperti virus lain yang bisa dilawan oleh imun tubuh, sekali virus HIV masuk ke tubuh cenderung tidak bisa keluar lagi.
Seiring berjalannya waktu, virus HIV mulai menyerang dan menghancurkan sel CD4. Akibatnya, jumlah sel CD4 jadi sedikit sehingga nantinya tubuh tak bisa lagi memerangi berbagai ancaman infeksi atau penyakit.
Bila tidak segera ditangani, infeksi HIV akan berkembang menjadi tahap AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Jadi, AIDS diartikan sebagai kumpulan gejala yang muncul akibat rendahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Untuk berkembang menjadi AIDS, biasanya dibutuhkan waktu bebapa bulan bahkan sampai puluhan tahun. Namun untungnya, pengobatan dini bisa membantu mencegah penderita HIV terkena AIDS.
Untungnya lagi, virus HIV tidak menular melalui sentuhan, namun melalui darah, sperma, atau cairan vagina. Karena itulah, pria yang suka melakukan hubungan seks bebas lebih berisiko terinfeksi virus ini.
Ciri-ciri HIV dan AIDS pada Wanita
Tahap 1: Infeksi akut
Mengutip dari Healthline, tahap awal ini biasanya terlihat setelah 2 hingga 4 minggu tertular HIV dan merupakan titik di mana seseorang paling menular.
Tubuh merespons virus, biasanya menimbulkan gejala mirip flu. Dalam beberapa kasus, gejalanya sangat ringan sehingga Bunda mungkin tidak menyadarinya. Berikut beberapa ciri umum HIV yang terjadi pada tahap akut.
1. Kelenjar bengkak
Pembengkakan kelenjar getah bening sering kali merupakan salah satu tanda awal HIV dan dapat berlangsung selama beberapa bulan. Kelenjar getah bening terletak di seluruh tubuh, termasuk leher, belakang kepala, ketiak, dan paha.
Sebagai bagian dari sistem kekebalan, mereka menangkis infeksi dengan menyimpan sel kekebalan dan menyaring patogen. Ketika HIV mulai menyebar di dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh mulai bekerja. Dampaknya adalah pembesaran kelenjar getah bening.
2. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan termasuk gejala umum pada tahap awal infeksi HIV. Ini mungkin berlangsung beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan dalam kasus yang jarang terjadi.
3. Sariawan di mulut
Sariawan juga bisa terjadi pada tahap awal dan mungkin merupakan tanda pertama adanya infeksi. Namun hal ini juga mungkin terjadi ketika HIV telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Mereka mungkin muncul sebagai plak berwarna krem di lidah, langit-langit mulut, atau bibir yang sering kali pucat dan meninggalkan permukaan merah di bawahnya. Orang lain mungkin mengalami bisul merah di dalam pipi dan bibir yang terasa nyeri.
4. Ruam kulit
Kebanyakan orang dengan HIV mengembangkan penyakit kulit. Ruam adalah gejala umum dan berbagai jenis dapat muncul pada kulit. Hal ini mungkin merupakan gejala HIV itu sendiri atau akibat dari infeksi maupun kondisi yang terjadi bersamaan.
5. Berkeringat pada malam hari
Beberapa dari Bunda mengalami keringat malam dalam bulan pertama setelah tertular HIV. Penyakit ini terjadi ketika tubuh mencoba melawan infeksi saat tidur. Gejala lain, seperti demam, biasanya menyertai keringat malam.
Meski begitu, demam juga bisa muncul dengan sendirinya. Perlu dipahami, suhu 100,4°F (38°C) dianggap demam.
6. Sakit otot
Salah satu gejala yang paling mengganggu bagi banyak penderita HIV adalah otot mulai terasa nyeri dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi. Hal ini sering kali disebabkan oleh gejala mirip flu.
Beberapa orang mungkin mengalami gejala lain yang menyerupai flu, seperti sakit kepala, kekurangan energi, dan panas dingin. Ini sering kali hilang dalam beberapa minggu.
Tahap 2: Infeksi kronis
Dikenal juga sebagai tahap tanpa gejala, infeksi HIV kronis merupakan tahap di mana virus tetap berada pada tingkat rendah di dalam tubuh. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali selama periode ini, meskipun virus masih bereplikasi. Ini dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Orang lain mungkin mengalami gejala yang lebih parah daripada yang dialami pada tahap akut. Mulai dari batuk dan kelelahan hingga penurunan berat badan dan diare. Demam tinggi juga mungkin terjadi.
Tahap 3: Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
AIDS merupakan tahap HIV yang paling parah, di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah. Tubuh menjadi lebih sulit untuk menangkal infeksi tertentu yang dikenal sebagai infeksi oportunistik.
HIV memudahkan terjadinya infeksi oportunistik. Beberapa di antaranya, termasuk radang paru-paru, TBC, kandidiasis mulut atau vagina, infeksi jamur (sejenis kandidiasis), dan infeksi bakteri mungkin lebih umum terjadi pada orang AFAB serta lebih sulit diobati.
Secara umum, orang dengan HIV yang tidak terkontrol juga lebih rentan terhadap infeksi kulit, mata, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, dan otak. Jika HIV tidak terkontrol, risiko kanker tertentu juga akan meningkat.
1. Perubahan menstruasi
Orang dengan HIV pada akhirnya mungkin mengalami perubahan pada siklus menstruasinya. Menstruasinya mungkin lebih ringan atau berat dari biasanya, mungkin bisa tidak menstruasi sama sekali. Gejala pramenstruasi yang lebih parah juga telah ditemukan.
Ciri lainnya
Jika HIV berkembang menjadi AIDS, gejala lainnya meliputi:
- Diare
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Sakit kepala parah
- Nyeri sendi
- Nyeri otot
- Sesak napas
- Batuk kronis
- Kesulitan menelan
- Keringat malam yang parah dan kedinginan
- Kehilangan ingatan jangka pendek
- Kebingungan mental
- Koma
Seperti apa ciri-ciri HIV pada pria?
Saat virus HIV masuk ke dalam tubuh, seseorang umumnya tidak akan langsung merasakan gejala. Bahkan, dua orang pria yang terkena HIV bisa mengalami gejala yang berbeda.
Setelah beberapa minggu, penderita mungkin akan mengalami gejala yang mirip dengan sakit flu. Dikarenakan gejalanya lebih mirip sakit influenza biasa, maka ia mungkin tak menyadari kalau dirinya sudah terjangkit virus mematikan tersebut.
Gejala awal yang mungkin menyertai infeksi HIV pada pria adalah turunnya berat badan dan mudah lelah. Akan tetapi, pria lainnya mungkin saja baru mengalami gejalanya beberapa tahun kemudian.
Pada umumnya, gejala HIV pada pria terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Tahap 1. Gejala awal
Sekitar 80% pria yang mengidap HIV akan mengalami gejala yang sekilas mirip dengan flu. Biasanya, gejala ini mulai dirasakannya 2-4 minggu setelah infeksi.
Gejala yang disebut dengan infeksi HIV akut ini merupakan tahap awal, umumnya akan berakhir setelah tubuh berhasil menciptakan antibodi untuk melawan virus. Beberapa gejala HIV pada tahap awal meliputi:
- Timbulnya ruam pada kulit
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
Gejala lain yang tak selalu ada adalah:
- Mudah lelah
- Membengkaknya nodus limfa (kelenjar limfa)
- Timbulnya borok atau bisul di mulut dan alat kelamin
- Sakit otot atau sendi
- Mual dan muntah
- Munculnya keringat saat malam hari
Jika Anda mengalami beberapa gejala HIV pada pria seperti yang disebutkan di atas, segera lakukan tes darah ke rumah sakit. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, namun pengobatan dini dapat membantu memperlambat berkembangnya virus dalam tubuh.
Tahap 2. Gejala HIV lanjutan
Setelah gejala awal hilang, virus HIV mungkin tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa bulan atau tahun berikutnya. Penderitanya mungkin tidak merasakan sakit apa pun, namun virusnya masih tetap aktif dan mudah menular ke orang lain.
Selama masa ini, virus HIV justru berkembangbiak semakin banyak dalam tubuh dan mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tahap 3. Gejala akhir (munculnya AIDS)
Mungkin butuh waktu 10 tahun bahkan lebih bagi virus untuk merusak sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. Ketika itu terjadi, HIV akan berkembang menjadi AIDS.
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh seseorang boleh dibilang sudah rusak parah sehingga tubuhnya rawan terhadap berbagai infeksi. Penderitanya mungkin bakal sering mengalami demam, flu, serta infeksi jamur.
Gejala HIV pada pria lainnya di tahap ini antara lain:
- Mual
- Muntah
- Diare terus-menerus
- Mudah lelah
- Turunnya berat badan secara drastis
- Batuk dan nafas pendek
- Demam, menggigil, dan keringat dingin yang terus-menerus
- Munculnya ruam atau luka di mulut, hidung, alat kelamin, hingga bawah kulit
- Membengkaknya nodus limfa di ketiak, paha, sampai leher
- Hilang ingatan, bingung, serta gangguan saraf lainnya
Mengingat betapa mengerikannya deretan gejala HIV pada pria di atas, ada baiknya Anda melakukan upaya pencegahan agar tak sampai terinfeksi virus mematikan tersebut. Caranya adalah dengan tidak bergonta-ganti pasangan dan hindari menggunakan jarum suntik bersama-sama.
Kesimpulan
- Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel-sel limfosit CD4;
- Gejala HIV tidak langsung muncul ketika tubuh terinfeksi, tapi membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan puluhan tahun hingga mencapai tahap AIDS;
- Dalam tahap lanjut, virus HIV akan berkembangbiak dalam tubuh dan mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh;
- Sekitar 10 tahun kemudian atau bahkan lebih, virus HIV akan merusak sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan dan berkembang menjadi AIDS;