Masih ingat postingan sebelumnya, tentang alasan bisnis online dan kebahagiaan? kali ini yang akan dibahas adalah tentang uang dan kebahagiaan itu sendiri. Apakah uang bisa membuatmu bahagia? apakah bahagia susah didapat tanpa uang? apakah kebahagiaan perlu dicari dengan uang atau demi uang kebahagiaan itu bisa datang ataupun hilang? mari kita bahas sekilas di bawah ini
Kita semua tahu, kita (karyawan misalnya) bekerja dari pagi hingga malam, terus menerus setiap hari mencari uang. Tujuannya mungkin setelah uang terkumpul digunakan untuk belanja, bepergian, bermain ataupun bersenang-senang. Namun, apakah pencarian kebahagiaan tadi layak diperjuangkan hingga siang malam setiap hari? Apakah kebahagiaan tidak bisa dicapai sekarang?
Belanja Pengalaman Atau Belanja Barang
Amit Kumar dalam jurnal Psychological Science mengatakan bahwa berbelanja pengalaman (jalan jalan, backpacker, hiking, dan sejenisnya) menghasilkan kebahagiaan yang lebih menetap daripada berbelanja barang (smartphone, tablet, baju, lipstick, tas, dsb). Tau kan bedanya kesenangan yang kamu dapat, bukankah menunggu datangnya waktu jalan-jalan lebih bahagia dibanding menunggu datangnya belanjaan misal yang beli online.
kurangi ganti gadget, beli sepatu yang mungkin gak perlu. mending beli pengalaman mumpug masiha da waktu, pengalaman masa remaja tidak bisa kamu beli saat sudah berkeluarga, waktu g bisa kembali, tapi beli spatu / gadget ntar juga bisa kan.
Kemiskinan dan Kebahagiaan
Bisa ga sih orang miskin bahagia? apa harus kaya untuk bisa bahagia? Dilihat dari Personality and Social Psychology Bulletin menjelaskan bahwa kemapanan materi dan pengalaman berimbas pada berkurangnya kemampuan seseorang untuk menikmati kebahagiaan kebahagiaan kecil.
Quoidbach dari Social Psychological and Personality Science mengatakan, “mengingatkan seseorang tentang masa depan yang tidak bisa ditebak, bisa membuat seseorang berhenti dari aktivitasnya dan menikmati harumnya sebuah bunga”. Memberi dari apa yang kita miliki bisa menjadi jalan kebahagiaan tersendiri, dibanding berkubang dikemapanan dan kekayaan bukan jalan efektif jika kita mencari kebahagiaan. Pernah aku liat di youtube, tentang realita minta tolong, dan anehnya yang memberi tolong kebanyakan adlh mereka yang tidak mampu. cari aja di youtube, misal video ini tentang “Difference between poor & rich – they have less but they give more”
[youtube id=”6VD2ydLOO0U” width=”600″ height=”340″ position=”center”]
Ada kebahagiaan tersendiri dari setiap apa yang bisa kita berikan untuk orang lain.
Orang kaya pasti bahagia?
Banyak yang berpikir orang kaya otomatis bisa bahagaia. tapi coba lihat orang di sekitar mu, mana orang yang sedang mengejar kekayaan bisa terlihat bahagia? Pergi pagi pulang malam, anaknya diurus oleh babby sitter, suami yang smpe rumah udah larut, lelah dan hanya bisa tidur saja, tanpa ada waktu untuk keluarga dan si kecil, bahkan duduk bercengkrana saja untuk makan malam bersama jarang bisa dilakukan.
Hal ini lah yang membuat saya ingin mengajak kamu-kamu seua Go-Online, dengan bisnis online kamu bisa kerja sesuak-sukamu. coba baca lagi, kenapa saya sarankan go-online.
Berdasarkan studi dari Harvard Business School, the University of Mannheim dan Yale University, orang yang (sudah) kaya berpikir bahwa memiliki uang 3-4 kali lipat dari yang dimiliki sekarang akan memberikan skor 10 dalam kebahagiaan mereka, termasuk para bilioner berpikir demikian.
Dan sangat menarik, orang orang kaya ini berapapun penghasilannya, entah 1 juta dolar atau 10 juta dolar, tidak bertambah bahagia ketika kekayaannya bertambah (Norton, 2015). Studi ini mengajarkan sesuatu yang menarik, kebahagiaan ternyata tidak berhubungan dengan kekayaan dan bahkan semakin penghasilan kita bertambah ada kecenderungan kita menjadi kurang bahagia.
Ini adalah opini pribadi, setiap orang pasti punya pandangan masing-masing soal uang dan kebahagiaan. Idealnya, kita harus mencoba menggabungkan antara kemakmuran dan kebahagiaan. Jadi bagaimana tanggapan mu teman? ada saran atau masukan? komen yak 😀